Jumat, 30 Oktober 2009

RIJALULLAH

RIJALULLAH

ORANG yang rasa bertuhan sentiasa hidup atau jaga jiwanya

Hingga lupa dan lalainya kepada Tuhan sedikit sahaja

Di waktu-waktu tertentu terasa kuasa

dan kehendak yang Maha Kuasa

Di masa-masa tertentu teringat rahmat dan nikmat-Nya

Adakalanya terasa agung dan hebat Tuhannya

Di dalam keadaan tertentu terasa Qahhar dan Jabbar-Nya

Tidak kurang di masa-masa yang tertentu

Terasa Tuhan itu melihat dan mendengar

Adakalanya terasa Tuhan itu mengetahui dan melihat

Begitulah orang mukmin yang sejati

Bertukar keadaan strategi yang dialami,

bertukar pula rasa bertuhannya

Berlainan yang dia lihat di dalam kehidupan ini,

berlainan pula rasa bertuhannya

Begitulah jiwa orang yang sentiasa hidup atau jaga

Rasa bertuhan itu dibawa ke mana-mana

Tidak lekang daripada hati dan jiwa mereka

Bahkan rasa bertuhan itu makin lama semakin tajam

Inilah dia orang Tuhan atau Rijalullah

Inilah dia Al ‘Arifbillah di zamannya

Dengan sebab mereka itulah berkat

dan rahmat Allah masih ada

Bala bencana dijauhkan daripada mereka

Bumi sanggup setia dengan manusia

Kalau manusia yang ramai tahu

Sudah tentu berterima kasih kepada mereka

Tapi manusia tidak mengetahuinya

Kerana ia adalah rahsia Tuhannya

SERUAN PARA RIJALULLAH BUMI MENYIKAPI DUNIA DI AMBANG TUTUP USIA

BY : IDRIS NAWAWI

Rijalullah Bumi: “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam….” Benarkah bencana besar akan kembali tiba?

Seiring akhir zaman, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam musibah dan bencana, kini para Rijalullah Bumi telah menyerukan kepada seluruh ummat di dunia, “Perliharalah akhlak dan amalmu sebaik mungkin. Sesungguhnya sebentar lagi bumi akan mengakhiri usianya.”

Keaktifan alam sejak diturunkannya Adam AS dan Saidah Siti Hawa ke permukaan bumi ini merupakan Sunnatullah. Semua sifat alam telah diperintah sang Illahi untuk selalu menjaga dan memberikan kebutuhan hidup bagi manusia, sebagai suatu pengabdian sampai akhir zaman kelak.

Berjuta tahun pengabdian sifat alam masih dijalani hingga kini. Namun, seiring zaman bertambahnya para manusia yang berdiam di atas bumi ini, sifat alam mulai goyah. Ia tak sekokoh dulu lagi. Semua ini bukan semata karena banyaknya manusia dari zaman ke zaman, melainkan karena bertambahnya dosa yang menumpuk atas kedzoliman para makhluk bumi, sehingga alam tak kuat lagi menopangnya.

Kini, seluruh sifat alam mulai berontak dan terus memohon kepada sang Pencipta alam semesta untuk suatu perubahan. Bumi dan laut sudah lebih dahulu memohon untuk mengakhiri hidupnya bersama para manusia yang ada di atasnya.

Bagaimanapun kuatnya sifat alam untuk menjaga alam jagat raya ini, mereka hanya sebuah af’al (ciptaan) yang tentu mempunyai kekurangan, yaitu kefanaan/rusak. Karena sifat fana itu, lambat laun semuanya akan berakhir dengan kehancuran.

Kini sudah banyak terbukti. Berbagai bencana alam atau musibah datang silih berganti, melanda seluruh belahan jagat raya. Kerapuhan sifat alam yang disebabkan oleh dosa para makhluk yang terus menindihnya sejak zaman Adam as, hingga kini membuat sifat alam mengalami berbagai kerusakan dan kefatalan, sehingga nyawa manusia terancam di dalamnya.

Lantas, bagaimana dengan perputaran sifat alam yang masih aktif seperti sekarang ini, yang diyakini bahwa jagat raya sudah mau tutup usia? Inilah jawaban secara hakikat sebenarnya.

Namun, sebelum Misteri mengulasnya lebih dalam, Penulis terlebih dahulu memohon maaf kepada seluruh ulama Ahlul Fiqih, apabila dalam pengulasan ini agak sedikit berseberangan pendapat. Sebab, bagaimapun juga kita satu tujuan (Allah SWT). Perbedaan pendapat sesungguhnya adalah sebuah rahmat.

Dalam pembedaran ini, Misteri akan mengambil satu hukum DID BIDAUKIYATUL JAMALIYAH (ilmu yang tidak ada dalam kitab, langsung lewat pemahaman isyarat para Ahlillah).

Dalam satu perkumpulan pengajian di kediaman Penulis, Al Habib Syekh Mindarajatil Wilayah Wa Quthbul Mutlak Fi Hadzaz Zaman, berujar di depan 10 santri pilihannya. Ini berlangsung sebelum empat hari menjelang terjadinya gempa di Indramayu 9 Agustus 2007 lalu. Kurang lebih penturannya sebagai berikut :

“Bagaimana aku harus menyikapi suatu keadilan yang telah dipercayakan kepadaku, apabila keadilan itu datangnya dari sifat alam yang menuntut atas segala dosa dan kedzoliman para makhluk hidup yang terus menindihnya. Kini bumi dan laut telah datang dengan wujud aslinya. Mereka menuntut dengan wajah garang membara. Lantas apakah aku harus berdiam diri dengan tuntutan mereka atas sifat koharnya (keras).”

Beliau melanjutkannya lagi, “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam. Mari kita bersama-sama menyerukan asma’ kebesaranNya. ‘Allahu Akbar’. Secara istiqomah, ikhlas dan terus memohon. Semoga bencana ini dijauhkan dari marabahaya sifat manusia. Amin.”

Dalam keadaan genting seperti ini, mereka para Rijalullah Bumi terus tak henti-hentinya memohon pada sang pencipta alam semesta untuk keselamatan seluruh ummat manusia di dunia. Lantas, bagaimana dengan manusia itu sendiri? Apakah mereka juga berpikir seperti halnya para Rijalullah Bumi? Wallahu’alam.

Yang jelas, tepatnya Rabu malam (8 Agustus 2007), pukul 21.15 WIB, angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah timur menuju laut Cirebon dengan kencangnya. Angin itu meliuk-liuk di tengah lautan lepas tanpa henti-hentinya. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari kencangnya angin puting beliung, membuat pinggiran pesisir Cirebon terasa bagaikan runtuh.

Tapi anehnya, angin puting beliung itu hanya berputar-putar di atas lautan Cirebon saja, tanpa menyentuh apalagi sampai merusak perumahan penduduk setempat. Dan kejadian ini hanya berlangsung sekitar 4 menitn, setelah itu raib entah kemana.

Baru pukul 00.15, bumi bergetar hebat sampai terasa di kediaman Penulis. Dan setelah dapat informasi langsung dari salah satu stasiun televisi swasta, ternyata apa yang diucapkan sang Habib, benar adanya. Yaitu, gempa dengan kekuatan 7 SR, tepatnya di laut Indramahyu, Jawa Barat, telah terjadi.

Dari kejadian ini, Penulis mendapat satu kabar dari salah satu santri pilihan, yaitu seorang bocah wanita (maaf, demi sesuatu dan lain hal Penulis sengaja merahasiakan namanya-Pen). Dia berujar, “Sesungguhnya bencana ini hanya 5% saja dari aslinya. Sebab 4 hari sebelum semua ini terjadi, para malaikat sudah memberi tahu, akan datang suatu gempa yang akan menenggelamkan sebagian permukaan bumi. Empat kali lipat lebih besar dengan bencana yang pernah terjadi di wilayah Aceh.”

“Kita semua wajib bersyukur, karena masih ada yang mau meredam segala bencana, demi seluruh ummat manusia di duniam” tambahnya.

Anak ini memang bisa disebut sebagai “Anak Ajaib. Mengapa disebut demikian? Sebab dia adalah seorang bocah perempuan yang baru berusia 9 tahun, namun dalam kehidupannya, dia langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam usia yang masih dibilang kanak-kanak, dia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.

Sebelum terjadinya gempa di Indramayu, malam itu si bocah ini mengaku telah kedatangan Rasulullah SAW, yang memerintahkan dirinya, “Cepat-cepatlah adzan sebanyak 7x dan ditutup iqomah 3x. Niscaya tempat ini akan selamat dari berbagai sifat kerusakan.”

Tak kalah menariknya, tiga hari sebelum gempa terjadi, Penulis beserta para santri Majlis Dzikir Jam’ul Ijazah lainnya, selama tiga malam berturut-turut telah melihat sejumlah fenomena keagungan llahi. Misalnya saja, kami melihat secara mata telanjang bulan terbelah menjadi dua, langit dan beberapa cahaya bintang bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad, juga bulan memendarkan 7 sinar terang membentuk lafadz “Ya Haiyu Ya Kayyumu”, dan makam keramat waliyullah Pangeran Anom Weru yang berada di samping rumah Penulis setiap malam mengeluarkan sinar kunig terang benderang.

Dari beragam macam fenomena Illahiyah selama 3 malam berturut-turut yang bisa disaksikan oleh mata kami, tentu Penulis sempat bersyukur karenanya. Mungkin nilah keagungan Allah SWT yang pernah saya lihat, dan belum tentu dalam seumur hidup akan bisa melihatnya lagi.

Hanya sekedar penyampai lisan dari kewaskitaan para Rijalullah Bumi, kini para Rijal lain telah meninggalkan muka bumi ini, karena suatu alasan. Mereka ingin hidup tenang dengan menjauhi makna duniawi, pindah ke suatu alam kewalian (Thurobi) untuk selamanya. Diantara para Rijalullah Bumi itu adalah Habib Syekh Tsamri Al-Athas, dan waliyullah besar Raja Islam Al-Wustha.

Dengan bertambah sedikitnya para ahlillah bidarajul jalalah (manusia yang dikaruniai sifat-sifat mulia sebagai penjaga keamanan bumi), mereka berpesan untuk semua ummat manusia di dunia, “Bencana susulan akan terus ada di jagat raya ini, berbagai sifat manusia akan mudah emosi dalam segala hal karena kecurangan hati, jauh dari aqidah dan pemahaman tentang ilmu agama. Bencana akan terus datang sebagai tasbih sampai akhir zaman.

Kini bencana akan terus hadir dengan beraneka macam bentuk dan sifat kelakuannya. Dimulai dari bentuk yang dibuat oleh manusia sampai bentuk yang berasal dari sifat alam.

Kini hanya satu pangkalnya, istiqomahkanlah membaca ayat ‘Allahu Akbar’ 100 x (dalam sehari) dan bersodaqolah lewat para anak yatim dan orang tak mampu lainnya. Cukup 1 minggu sekali (seikhlasnya). Perbanyaklah tafakur dalam introspeksi diri atas segala kelalaian yang pernah kita perbuat sebelumnya dan carilah pembimbing mulia sebagai tongkat hidup menuju jalan sakinah, karena hanya dengan jalan inilah kemurkaan alam bisa diredam.”

Semoga dengan ulasan ini, saya selaku manusia yang dhoif, dan seluruh masyarakat Indonesia lainnya, dijauhkan dari segala marabahaya, yang sewaktu-waktu datang tanpa kita ketahui. Amin ya robbal alamin.

ILMU PENYEMBUHAN DARI SEORANG RIJALULLAH

BY : IDRIS NAWAWI

Pada suatu hari, guruku yang bernama HABIB HUSEIN NAWAWI AL-ADZOMATUL KHON sedang kedatangan seorang tamu dan sebagai seorang pelayan sang kyai. Misteri dengan sigap membawa berbagai jamuan guna menghormati tamu tersebut.

Dan pada malam harinya, tatkala pengajian rutin sedang digelar, sang guru memberi sebuah maklumat yaitu bahwa tadi siang sang guru kedatangan tamu seorang waliyullah yang telah menduduki MAQAM RIJAL, beliau menginginkan tiga santriku untuk membantunya, terang sang guru.

Tapi sebelum melanjutkan kisah nyataku ini, sebaiknya pahami terlebih dahulu tentang siapa sebenarnya RIJALULLAH tersebut. Rijalullah adalah seorang hamba Allah yang telah memiliki pengetahuan ilmu ma'rifat secara menyeluruh, beliau banyak dibekali akan ilmu bangsa sirri (rahasia) dan sulit dipahami oleh orang awam.

Ilmunya sulit terjajagi dan banyak mempunyai akan karomah, karena sesungguhnya Rijalullah dipilih sebagai pertahanan maupun keamanan bumi didaerahnya masing-masing.

Lima hari setelah guruku memberi maklumat, sang Rijalullah pun datang membawa tiga santri, salah satunya misteri sendiri, dengan hanya mengandalkan sebuah keyakinan serta rasa taslim pada sang guru. Akhirnya, berangkatlah malam itu dengan berjalan kaki.

Ternyata sang Rijalullah bernama HABIB NUR ALI, dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Hidupnya selalu berpindah-pindah ke berbagai daerah. Terutama yang dituju adalah bangunan makam keramat atau tempat sepi sebagai tempat istirahat sementara. Dari situ pula beliau selalu menggelar dzikir bersama sebagai pendekatan pada sang Robbul Alamin.

Lambat laun kita bertiga menjadi sangat dekat, baik secara lahir maupun bathin pada diri sang Habib Nur Ali, karena semua itu dipicu oleh kesabaran sang Habib sendiri terutama dalam memberi sebuah pengarahan, baik tentang pengalaman sebuah amalan secara benar maupun pemahaman sebuah ilmu bathin.

Beliau juga sangat peka dalam hal menghayati sifat alam juga sangat loyal dalam membantu orang banyak terutama dalam hal penyembuhan. Tentunya sebagai seorang Rijalullah beliau banyak terdapat suatu karomah yang sulit dipahami orang awam.

Mungkin bagi orang yang belum mengenal beliau pasti akan berkata tidak percaya ataupun mustahil, tapi bagi kita bertiga pemandangan yang bersifat nyeleneh atau aneh sudah menjadi tontonan sehari-hari, seperti halnya tatkala kita sedang berada di makam keramat Ki Umar Guna, desa dukuh Jati Indramayu.

Pada waktu itu, hujan sangat lebat yang disertai guntur dan angin beliung dan Habib Nur Ali sendiri sedang tertidur pulas. Tiba-tiba seberkas kilat menghantam sebuah pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh tepat diatas bangunan keramat Ki Umar Guna yang belum mempunyai asbes penyangga.

Tak ayal genteng pun saling berjatuhan dan mengenai punggung sang Habib hingga terbangun kaget. Nang!! Apa yang terjadi.....kata sang Habib pada kami bertiga.

Punten Syekh...seberkas kilat menyambar pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh diatas bangunan ini, terang salah satu dari kami. Sang Habib pun lalu berdiri dengan basah kuyup terkena air hujan yang masuk dari lobang genteng akibat kejatuhan batang pohon kelapa tersebut.

Beliau lalu berteriak keras, wahai hujan, petir, pohon, dan bumi saya tidak ridho kamu semua menyakiti badanku ini. Tiba-tiba keanehan pun terjadi, seluruh genteng yang jatuh, beterbangan, dan menutup kembali seperti semula, juga pohon kelapa yang masih berada diatas atap, pohon itupun menyatu kembali dengan batangnya. Bahkan air hujan yang begitu dahsyat tiba-tiba berhenti sejenak.

Juga tatkala baru membangun sebuah bilik berukuran 3 x 3 m di daerah pesawahan Sumur Pondok. Pada waktu itu seorang pencari telur semut sedang menjolak beberapa sarang semut di pohon bahujan samping bilik kami.

Mungkin karena faktor apa, beliau terjatuh dari ketinggian kurang lebih 12 m dari permukaan tanah. Suara yang keras membuat kami berempat terbangun dan cepat keluar ingin tahu apa yang barusan terjadi. Ternyata seorang pemuda tergeletak pingsan dengan tulang kaki kanan patah.

Kami bertiga segera mengangkatnya ke depan bilik dan memohon pada sang Syekh untuk menyembuhkannya. Dengan tenang sang Habib Nur Ali pun berkata, ini orang tak tahu diri, beliau tak pernah minta ijin pada sang raja semut, hingga para semut merasa terganggu dan memohon pada Sang Khaliq untuk menjadikannya beliau kapok, terang sang Habib disela nyelenehnya.

Dengan segelas air mineral, sang Habib lalu berdo'a dan kemudian menyiramkannya pada kaki kanan yang patah. Sungguh diluar nalar akal manusia, tiba-tiba tulang kaki yang menyembul keluar perlahan-lahan masuk dan menyatu kembali.

Saat Misteri tanyakan, ilmu apa yang dipakai Syekh, beliau hanya menjawab, ini ilmunya Abah Kuwu Cakra Buana Cirebon, dan lebih lanjutnya ilmu tersebut sebagai berikut :

ILMU PENYEMBUHAN

Ila hadrotin nabiyil musthofa rasulillahi SAW, al fatihah 1x

Tsumma ila hadroti Mbah Kuwu Cakra Buana ma'al khodami masjid Agung Kasepuhan Cirebon syaiu lillahi lahum, al fatihah 7 x

Tsumma ila hadroti ya rijalullah ruhi wajasadi Habib Syekh Nur Ali sumur pondok pesantren, al fatihah 1x

Lalu setelah itu kita meneruskan dengan membaca :

1. Al-Fatiha 70x 4. An-Nas 70x

2. Al-Ikhlas 70x 5. Ayat Qursyi 70x

3. Al-Falaq 70x 6. Do'a

Barangsiapa yang ingin bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang bersifat medis maupun non mendis, sebaiknya ikuti cara sebagai beriktu :

- Siapkan air mineral atau botol aqua satu gelas

- Sebelumnya sholatlah dua rakaat dengan niat sebagai berikut :

Usholli sunnatan litholabis sehat roka'ataini lillahi ta'ala (niat saya sholat sunnah mencari rasa sehat dengan dua rakaat illahi ta'ala).

Sesudah itu duduklah dengan tenang dan mulailah berdzikir dengan Asma penyembuhan. Bila sudah selesai dengan hitungan yang sudah ditentukan, berdo'alah dengan memohon secara khusu' tentang apa yang menjadi tujuan sesungguhnya.

Dan cara seperti ini tidak boleh dicicil dan harus satu dudukan hingga selesai, sesudahnya tiupkan pada air mineral yang sudah dipersiapkan, yang nantinya air tersebut untuk diminumkan juga sebagai olesan pada luka si penderita.

Untuk waktu menjalankan ritual ilmu diatas adalah bebas.

RIJALULLAH

ORANG yang rasa bertuhan sentiasa hidup atau jaga jiwanya

Hingga lupa dan lalainya kepada Tuhan sedikit sahaja

Di waktu-waktu tertentu terasa kuasa

dan kehendak yang Maha Kuasa

Di masa-masa tertentu teringat rahmat dan nikmat-Nya

Adakalanya terasa agung dan hebat Tuhannya

Di dalam keadaan tertentu terasa Qahhar dan Jabbar-Nya

Tidak kurang di masa-masa yang tertentu

Terasa Tuhan itu melihat dan mendengar

Adakalanya terasa Tuhan itu mengetahui dan melihat

Begitulah orang mukmin yang sejati

Bertukar keadaan strategi yang dialami,

bertukar pula rasa bertuhannya

Berlainan yang dia lihat di dalam kehidupan ini,

berlainan pula rasa bertuhannya

Begitulah jiwa orang yang sentiasa hidup atau jaga

Rasa bertuhan itu dibawa ke mana-mana

Tidak lekang daripada hati dan jiwa mereka

Bahkan rasa bertuhan itu makin lama semakin tajam

Inilah dia orang Tuhan atau Rijalullah

Inilah dia Al ‘Arifbillah di zamannya

Dengan sebab mereka itulah berkat

dan rahmat Allah masih ada

Bala bencana dijauhkan daripada mereka

Bumi sanggup setia dengan manusia

Kalau manusia yang ramai tahu

Sudah tentu berterima kasih kepada mereka

Tapi manusia tidak mengetahuinya

Kerana ia adalah rahsia Tuhannya

SERUAN PARA RIJALULLAH BUMI MENYIKAPI DUNIA DI AMBANG TUTUP USIA

BY : IDRIS NAWAWI

Rijalullah Bumi: “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam….” Benarkah bencana besar akan kembali tiba?

Seiring akhir zaman, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam musibah dan bencana, kini para Rijalullah Bumi telah menyerukan kepada seluruh ummat di dunia, “Perliharalah akhlak dan amalmu sebaik mungkin. Sesungguhnya sebentar lagi bumi akan mengakhiri usianya.”

Keaktifan alam sejak diturunkannya Adam AS dan Saidah Siti Hawa ke permukaan bumi ini merupakan Sunnatullah. Semua sifat alam telah diperintah sang Illahi untuk selalu menjaga dan memberikan kebutuhan hidup bagi manusia, sebagai suatu pengabdian sampai akhir zaman kelak.

Berjuta tahun pengabdian sifat alam masih dijalani hingga kini. Namun, seiring zaman bertambahnya para manusia yang berdiam di atas bumi ini, sifat alam mulai goyah. Ia tak sekokoh dulu lagi. Semua ini bukan semata karena banyaknya manusia dari zaman ke zaman, melainkan karena bertambahnya dosa yang menumpuk atas kedzoliman para makhluk bumi, sehingga alam tak kuat lagi menopangnya.

Kini, seluruh sifat alam mulai berontak dan terus memohon kepada sang Pencipta alam semesta untuk suatu perubahan. Bumi dan laut sudah lebih dahulu memohon untuk mengakhiri hidupnya bersama para manusia yang ada di atasnya.

Bagaimanapun kuatnya sifat alam untuk menjaga alam jagat raya ini, mereka hanya sebuah af’al (ciptaan) yang tentu mempunyai kekurangan, yaitu kefanaan/rusak. Karena sifat fana itu, lambat laun semuanya akan berakhir dengan kehancuran.

Kini sudah banyak terbukti. Berbagai bencana alam atau musibah datang silih berganti, melanda seluruh belahan jagat raya. Kerapuhan sifat alam yang disebabkan oleh dosa para makhluk yang terus menindihnya sejak zaman Adam as, hingga kini membuat sifat alam mengalami berbagai kerusakan dan kefatalan, sehingga nyawa manusia terancam di dalamnya.

Lantas, bagaimana dengan perputaran sifat alam yang masih aktif seperti sekarang ini, yang diyakini bahwa jagat raya sudah mau tutup usia? Inilah jawaban secara hakikat sebenarnya.

Namun, sebelum Misteri mengulasnya lebih dalam, Penulis terlebih dahulu memohon maaf kepada seluruh ulama Ahlul Fiqih, apabila dalam pengulasan ini agak sedikit berseberangan pendapat. Sebab, bagaimapun juga kita satu tujuan (Allah SWT). Perbedaan pendapat sesungguhnya adalah sebuah rahmat.

Dalam pembedaran ini, Misteri akan mengambil satu hukum DID BIDAUKIYATUL JAMALIYAH (ilmu yang tidak ada dalam kitab, langsung lewat pemahaman isyarat para Ahlillah).

Dalam satu perkumpulan pengajian di kediaman Penulis, Al Habib Syekh Mindarajatil Wilayah Wa Quthbul Mutlak Fi Hadzaz Zaman, berujar di depan 10 santri pilihannya. Ini berlangsung sebelum empat hari menjelang terjadinya gempa di Indramayu 9 Agustus 2007 lalu. Kurang lebih penturannya sebagai berikut :

“Bagaimana aku harus menyikapi suatu keadilan yang telah dipercayakan kepadaku, apabila keadilan itu datangnya dari sifat alam yang menuntut atas segala dosa dan kedzoliman para makhluk hidup yang terus menindihnya. Kini bumi dan laut telah datang dengan wujud aslinya. Mereka menuntut dengan wajah garang membara. Lantas apakah aku harus berdiam diri dengan tuntutan mereka atas sifat koharnya (keras).”

Beliau melanjutkannya lagi, “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam. Mari kita bersama-sama menyerukan asma’ kebesaranNya. ‘Allahu Akbar’. Secara istiqomah, ikhlas dan terus memohon. Semoga bencana ini dijauhkan dari marabahaya sifat manusia. Amin.”

Dalam keadaan genting seperti ini, mereka para Rijalullah Bumi terus tak henti-hentinya memohon pada sang pencipta alam semesta untuk keselamatan seluruh ummat manusia di dunia. Lantas, bagaimana dengan manusia itu sendiri? Apakah mereka juga berpikir seperti halnya para Rijalullah Bumi? Wallahu’alam.

Yang jelas, tepatnya Rabu malam (8 Agustus 2007), pukul 21.15 WIB, angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah timur menuju laut Cirebon dengan kencangnya. Angin itu meliuk-liuk di tengah lautan lepas tanpa henti-hentinya. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari kencangnya angin puting beliung, membuat pinggiran pesisir Cirebon terasa bagaikan runtuh.

Tapi anehnya, angin puting beliung itu hanya berputar-putar di atas lautan Cirebon saja, tanpa menyentuh apalagi sampai merusak perumahan penduduk setempat. Dan kejadian ini hanya berlangsung sekitar 4 menitn, setelah itu raib entah kemana.

Baru pukul 00.15, bumi bergetar hebat sampai terasa di kediaman Penulis. Dan setelah dapat informasi langsung dari salah satu stasiun televisi swasta, ternyata apa yang diucapkan sang Habib, benar adanya. Yaitu, gempa dengan kekuatan 7 SR, tepatnya di laut Indramahyu, Jawa Barat, telah terjadi.

Dari kejadian ini, Penulis mendapat satu kabar dari salah satu santri pilihan, yaitu seorang bocah wanita (maaf, demi sesuatu dan lain hal Penulis sengaja merahasiakan namanya-Pen). Dia berujar, “Sesungguhnya bencana ini hanya 5% saja dari aslinya. Sebab 4 hari sebelum semua ini terjadi, para malaikat sudah memberi tahu, akan datang suatu gempa yang akan menenggelamkan sebagian permukaan bumi. Empat kali lipat lebih besar dengan bencana yang pernah terjadi di wilayah Aceh.”

“Kita semua wajib bersyukur, karena masih ada yang mau meredam segala bencana, demi seluruh ummat manusia di duniam” tambahnya.

Anak ini memang bisa disebut sebagai “Anak Ajaib. Mengapa disebut demikian? Sebab dia adalah seorang bocah perempuan yang baru berusia 9 tahun, namun dalam kehidupannya, dia langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam usia yang masih dibilang kanak-kanak, dia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.

Sebelum terjadinya gempa di Indramayu, malam itu si bocah ini mengaku telah kedatangan Rasulullah SAW, yang memerintahkan dirinya, “Cepat-cepatlah adzan sebanyak 7x dan ditutup iqomah 3x. Niscaya tempat ini akan selamat dari berbagai sifat kerusakan.”

Tak kalah menariknya, tiga hari sebelum gempa terjadi, Penulis beserta para santri Majlis Dzikir Jam’ul Ijazah lainnya, selama tiga malam berturut-turut telah melihat sejumlah fenomena keagungan llahi. Misalnya saja, kami melihat secara mata telanjang bulan terbelah menjadi dua, langit dan beberapa cahaya bintang bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad, juga bulan memendarkan 7 sinar terang membentuk lafadz “Ya Haiyu Ya Kayyumu”, dan makam keramat waliyullah Pangeran Anom Weru yang berada di samping rumah Penulis setiap malam mengeluarkan sinar kunig terang benderang.

Dari beragam macam fenomena Illahiyah selama 3 malam berturut-turut yang bisa disaksikan oleh mata kami, tentu Penulis sempat bersyukur karenanya. Mungkin nilah keagungan Allah SWT yang pernah saya lihat, dan belum tentu dalam seumur hidup akan bisa melihatnya lagi.

Hanya sekedar penyampai lisan dari kewaskitaan para Rijalullah Bumi, kini para Rijal lain telah meninggalkan muka bumi ini, karena suatu alasan. Mereka ingin hidup tenang dengan menjauhi makna duniawi, pindah ke suatu alam kewalian (Thurobi) untuk selamanya. Diantara para Rijalullah Bumi itu adalah Habib Syekh Tsamri Al-Athas, dan waliyullah besar Raja Islam Al-Wustha.

Dengan bertambah sedikitnya para ahlillah bidarajul jalalah (manusia yang dikaruniai sifat-sifat mulia sebagai penjaga keamanan bumi), mereka berpesan untuk semua ummat manusia di dunia, “Bencana susulan akan terus ada di jagat raya ini, berbagai sifat manusia akan mudah emosi dalam segala hal karena kecurangan hati, jauh dari aqidah dan pemahaman tentang ilmu agama. Bencana akan terus datang sebagai tasbih sampai akhir zaman.

Kini bencana akan terus hadir dengan beraneka macam bentuk dan sifat kelakuannya. Dimulai dari bentuk yang dibuat oleh manusia sampai bentuk yang berasal dari sifat alam.

Kini hanya satu pangkalnya, istiqomahkanlah membaca ayat ‘Allahu Akbar’ 100 x (dalam sehari) dan bersodaqolah lewat para anak yatim dan orang tak mampu lainnya. Cukup 1 minggu sekali (seikhlasnya). Perbanyaklah tafakur dalam introspeksi diri atas segala kelalaian yang pernah kita perbuat sebelumnya dan carilah pembimbing mulia sebagai tongkat hidup menuju jalan sakinah, karena hanya dengan jalan inilah kemurkaan alam bisa diredam.”

Semoga dengan ulasan ini, saya selaku manusia yang dhoif, dan seluruh masyarakat Indonesia lainnya, dijauhkan dari segala marabahaya, yang sewaktu-waktu datang tanpa kita ketahui. Amin ya robbal alamin.

ILMU PENYEMBUHAN DARI SEORANG RIJALULLAH

BY : IDRIS NAWAWI

Pada suatu hari, guruku yang bernama HABIB HUSEIN NAWAWI AL-ADZOMATUL KHON sedang kedatangan seorang tamu dan sebagai seorang pelayan sang kyai. Misteri dengan sigap membawa berbagai jamuan guna menghormati tamu tersebut.

Dan pada malam harinya, tatkala pengajian rutin sedang digelar, sang guru memberi sebuah maklumat yaitu bahwa tadi siang sang guru kedatangan tamu seorang waliyullah yang telah menduduki MAQAM RIJAL, beliau menginginkan tiga santriku untuk membantunya, terang sang guru.

Tapi sebelum melanjutkan kisah nyataku ini, sebaiknya pahami terlebih dahulu tentang siapa sebenarnya RIJALULLAH tersebut. Rijalullah adalah seorang hamba Allah yang telah memiliki pengetahuan ilmu ma'rifat secara menyeluruh, beliau banyak dibekali akan ilmu bangsa sirri (rahasia) dan sulit dipahami oleh orang awam.

Ilmunya sulit terjajagi dan banyak mempunyai akan karomah, karena sesungguhnya Rijalullah dipilih sebagai pertahanan maupun keamanan bumi didaerahnya masing-masing.

Lima hari setelah guruku memberi maklumat, sang Rijalullah pun datang membawa tiga santri, salah satunya misteri sendiri, dengan hanya mengandalkan sebuah keyakinan serta rasa taslim pada sang guru. Akhirnya, berangkatlah malam itu dengan berjalan kaki.

Ternyata sang Rijalullah bernama HABIB NUR ALI, dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Hidupnya selalu berpindah-pindah ke berbagai daerah. Terutama yang dituju adalah bangunan makam keramat atau tempat sepi sebagai tempat istirahat sementara. Dari situ pula beliau selalu menggelar dzikir bersama sebagai pendekatan pada sang Robbul Alamin.

Lambat laun kita bertiga menjadi sangat dekat, baik secara lahir maupun bathin pada diri sang Habib Nur Ali, karena semua itu dipicu oleh kesabaran sang Habib sendiri terutama dalam memberi sebuah pengarahan, baik tentang pengalaman sebuah amalan secara benar maupun pemahaman sebuah ilmu bathin.

Beliau juga sangat peka dalam hal menghayati sifat alam juga sangat loyal dalam membantu orang banyak terutama dalam hal penyembuhan. Tentunya sebagai seorang Rijalullah beliau banyak terdapat suatu karomah yang sulit dipahami orang awam.

Mungkin bagi orang yang belum mengenal beliau pasti akan berkata tidak percaya ataupun mustahil, tapi bagi kita bertiga pemandangan yang bersifat nyeleneh atau aneh sudah menjadi tontonan sehari-hari, seperti halnya tatkala kita sedang berada di makam keramat Ki Umar Guna, desa dukuh Jati Indramayu.

Pada waktu itu, hujan sangat lebat yang disertai guntur dan angin beliung dan Habib Nur Ali sendiri sedang tertidur pulas. Tiba-tiba seberkas kilat menghantam sebuah pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh tepat diatas bangunan keramat Ki Umar Guna yang belum mempunyai asbes penyangga.

Tak ayal genteng pun saling berjatuhan dan mengenai punggung sang Habib hingga terbangun kaget. Nang!! Apa yang terjadi.....kata sang Habib pada kami bertiga.

Punten Syekh...seberkas kilat menyambar pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh diatas bangunan ini, terang salah satu dari kami. Sang Habib pun lalu berdiri dengan basah kuyup terkena air hujan yang masuk dari lobang genteng akibat kejatuhan batang pohon kelapa tersebut.

Beliau lalu berteriak keras, wahai hujan, petir, pohon, dan bumi saya tidak ridho kamu semua menyakiti badanku ini. Tiba-tiba keanehan pun terjadi, seluruh genteng yang jatuh, beterbangan, dan menutup kembali seperti semula, juga pohon kelapa yang masih berada diatas atap, pohon itupun menyatu kembali dengan batangnya. Bahkan air hujan yang begitu dahsyat tiba-tiba berhenti sejenak.

Juga tatkala baru membangun sebuah bilik berukuran 3 x 3 m di daerah pesawahan Sumur Pondok. Pada waktu itu seorang pencari telur semut sedang menjolak beberapa sarang semut di pohon bahujan samping bilik kami.

Mungkin karena faktor apa, beliau terjatuh dari ketinggian kurang lebih 12 m dari permukaan tanah. Suara yang keras membuat kami berempat terbangun dan cepat keluar ingin tahu apa yang barusan terjadi. Ternyata seorang pemuda tergeletak pingsan dengan tulang kaki kanan patah.

Kami bertiga segera mengangkatnya ke depan bilik dan memohon pada sang Syekh untuk menyembuhkannya. Dengan tenang sang Habib Nur Ali pun berkata, ini orang tak tahu diri, beliau tak pernah minta ijin pada sang raja semut, hingga para semut merasa terganggu dan memohon pada Sang Khaliq untuk menjadikannya beliau kapok, terang sang Habib disela nyelenehnya.

Dengan segelas air mineral, sang Habib lalu berdo'a dan kemudian menyiramkannya pada kaki kanan yang patah. Sungguh diluar nalar akal manusia, tiba-tiba tulang kaki yang menyembul keluar perlahan-lahan masuk dan menyatu kembali.

Saat Misteri tanyakan, ilmu apa yang dipakai Syekh, beliau hanya menjawab, ini ilmunya Abah Kuwu Cakra Buana Cirebon, dan lebih lanjutnya ilmu tersebut sebagai berikut :

ILMU PENYEMBUHAN

Ila hadrotin nabiyil musthofa rasulillahi SAW, al fatihah 1x

Tsumma ila hadroti Mbah Kuwu Cakra Buana ma'al khodami masjid Agung Kasepuhan Cirebon syaiu lillahi lahum, al fatihah 7 x

Tsumma ila hadroti ya rijalullah ruhi wajasadi Habib Syekh Nur Ali sumur pondok pesantren, al fatihah 1x

Lalu setelah itu kita meneruskan dengan membaca :

1. Al-Fatiha 70x 4. An-Nas 70x

2. Al-Ikhlas 70x 5. Ayat Qursyi 70x

3. Al-Falaq 70x 6. Do'a

Barangsiapa yang ingin bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang bersifat medis maupun non mendis, sebaiknya ikuti cara sebagai beriktu :

- Siapkan air mineral atau botol aqua satu gelas

- Sebelumnya sholatlah dua rakaat dengan niat sebagai berikut :

Usholli sunnatan litholabis sehat roka'ataini lillahi ta'ala (niat saya sholat sunnah mencari rasa sehat dengan dua rakaat illahi ta'ala).

Sesudah itu duduklah dengan tenang dan mulailah berdzikir dengan Asma penyembuhan. Bila sudah selesai dengan hitungan yang sudah ditentukan, berdo'alah dengan memohon secara khusu' tentang apa yang menjadi tujuan sesungguhnya.

Dan cara seperti ini tidak boleh dicicil dan harus satu dudukan hingga selesai, sesudahnya tiupkan pada air mineral yang sudah dipersiapkan, yang nantinya air tersebut untuk diminumkan juga sebagai olesan pada luka si penderita.

Untuk waktu menjalankan ritual ilmu diatas adalah bebas.

RIJALULLAH

ORANG yang rasa bertuhan sentiasa hidup atau jaga jiwanya

Hingga lupa dan lalainya kepada Tuhan sedikit sahaja

Di waktu-waktu tertentu terasa kuasa

dan kehendak yang Maha Kuasa

Di masa-masa tertentu teringat rahmat dan nikmat-Nya

Adakalanya terasa agung dan hebat Tuhannya

Di dalam keadaan tertentu terasa Qahhar dan Jabbar-Nya

Tidak kurang di masa-masa yang tertentu

Terasa Tuhan itu melihat dan mendengar

Adakalanya terasa Tuhan itu mengetahui dan melihat

Begitulah orang mukmin yang sejati

Bertukar keadaan strategi yang dialami,

bertukar pula rasa bertuhannya

Berlainan yang dia lihat di dalam kehidupan ini,

berlainan pula rasa bertuhannya

Begitulah jiwa orang yang sentiasa hidup atau jaga

Rasa bertuhan itu dibawa ke mana-mana

Tidak lekang daripada hati dan jiwa mereka

Bahkan rasa bertuhan itu makin lama semakin tajam

Inilah dia orang Tuhan atau Rijalullah

Inilah dia Al ‘Arifbillah di zamannya

Dengan sebab mereka itulah berkat

dan rahmat Allah masih ada

Bala bencana dijauhkan daripada mereka

Bumi sanggup setia dengan manusia

Kalau manusia yang ramai tahu

Sudah tentu berterima kasih kepada mereka

Tapi manusia tidak mengetahuinya

Kerana ia adalah rahsia Tuhannya

SERUAN PARA RIJALULLAH BUMI MENYIKAPI DUNIA DI AMBANG TUTUP USIA

BY : IDRIS NAWAWI

Rijalullah Bumi: “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam….” Benarkah bencana besar akan kembali tiba?

Seiring akhir zaman, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam musibah dan bencana, kini para Rijalullah Bumi telah menyerukan kepada seluruh ummat di dunia, “Perliharalah akhlak dan amalmu sebaik mungkin. Sesungguhnya sebentar lagi bumi akan mengakhiri usianya.”

Keaktifan alam sejak diturunkannya Adam AS dan Saidah Siti Hawa ke permukaan bumi ini merupakan Sunnatullah. Semua sifat alam telah diperintah sang Illahi untuk selalu menjaga dan memberikan kebutuhan hidup bagi manusia, sebagai suatu pengabdian sampai akhir zaman kelak.

Berjuta tahun pengabdian sifat alam masih dijalani hingga kini. Namun, seiring zaman bertambahnya para manusia yang berdiam di atas bumi ini, sifat alam mulai goyah. Ia tak sekokoh dulu lagi. Semua ini bukan semata karena banyaknya manusia dari zaman ke zaman, melainkan karena bertambahnya dosa yang menumpuk atas kedzoliman para makhluk bumi, sehingga alam tak kuat lagi menopangnya.

Kini, seluruh sifat alam mulai berontak dan terus memohon kepada sang Pencipta alam semesta untuk suatu perubahan. Bumi dan laut sudah lebih dahulu memohon untuk mengakhiri hidupnya bersama para manusia yang ada di atasnya.

Bagaimanapun kuatnya sifat alam untuk menjaga alam jagat raya ini, mereka hanya sebuah af’al (ciptaan) yang tentu mempunyai kekurangan, yaitu kefanaan/rusak. Karena sifat fana itu, lambat laun semuanya akan berakhir dengan kehancuran.

Kini sudah banyak terbukti. Berbagai bencana alam atau musibah datang silih berganti, melanda seluruh belahan jagat raya. Kerapuhan sifat alam yang disebabkan oleh dosa para makhluk yang terus menindihnya sejak zaman Adam as, hingga kini membuat sifat alam mengalami berbagai kerusakan dan kefatalan, sehingga nyawa manusia terancam di dalamnya.

Lantas, bagaimana dengan perputaran sifat alam yang masih aktif seperti sekarang ini, yang diyakini bahwa jagat raya sudah mau tutup usia? Inilah jawaban secara hakikat sebenarnya.

Namun, sebelum Misteri mengulasnya lebih dalam, Penulis terlebih dahulu memohon maaf kepada seluruh ulama Ahlul Fiqih, apabila dalam pengulasan ini agak sedikit berseberangan pendapat. Sebab, bagaimapun juga kita satu tujuan (Allah SWT). Perbedaan pendapat sesungguhnya adalah sebuah rahmat.

Dalam pembedaran ini, Misteri akan mengambil satu hukum DID BIDAUKIYATUL JAMALIYAH (ilmu yang tidak ada dalam kitab, langsung lewat pemahaman isyarat para Ahlillah).

Dalam satu perkumpulan pengajian di kediaman Penulis, Al Habib Syekh Mindarajatil Wilayah Wa Quthbul Mutlak Fi Hadzaz Zaman, berujar di depan 10 santri pilihannya. Ini berlangsung sebelum empat hari menjelang terjadinya gempa di Indramayu 9 Agustus 2007 lalu. Kurang lebih penturannya sebagai berikut :

“Bagaimana aku harus menyikapi suatu keadilan yang telah dipercayakan kepadaku, apabila keadilan itu datangnya dari sifat alam yang menuntut atas segala dosa dan kedzoliman para makhluk hidup yang terus menindihnya. Kini bumi dan laut telah datang dengan wujud aslinya. Mereka menuntut dengan wajah garang membara. Lantas apakah aku harus berdiam diri dengan tuntutan mereka atas sifat koharnya (keras).”

Beliau melanjutkannya lagi, “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam. Mari kita bersama-sama menyerukan asma’ kebesaranNya. ‘Allahu Akbar’. Secara istiqomah, ikhlas dan terus memohon. Semoga bencana ini dijauhkan dari marabahaya sifat manusia. Amin.”

Dalam keadaan genting seperti ini, mereka para Rijalullah Bumi terus tak henti-hentinya memohon pada sang pencipta alam semesta untuk keselamatan seluruh ummat manusia di dunia. Lantas, bagaimana dengan manusia itu sendiri? Apakah mereka juga berpikir seperti halnya para Rijalullah Bumi? Wallahu’alam.

Yang jelas, tepatnya Rabu malam (8 Agustus 2007), pukul 21.15 WIB, angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah timur menuju laut Cirebon dengan kencangnya. Angin itu meliuk-liuk di tengah lautan lepas tanpa henti-hentinya. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari kencangnya angin puting beliung, membuat pinggiran pesisir Cirebon terasa bagaikan runtuh.

Tapi anehnya, angin puting beliung itu hanya berputar-putar di atas lautan Cirebon saja, tanpa menyentuh apalagi sampai merusak perumahan penduduk setempat. Dan kejadian ini hanya berlangsung sekitar 4 menitn, setelah itu raib entah kemana.

Baru pukul 00.15, bumi bergetar hebat sampai terasa di kediaman Penulis. Dan setelah dapat informasi langsung dari salah satu stasiun televisi swasta, ternyata apa yang diucapkan sang Habib, benar adanya. Yaitu, gempa dengan kekuatan 7 SR, tepatnya di laut Indramahyu, Jawa Barat, telah terjadi.

Dari kejadian ini, Penulis mendapat satu kabar dari salah satu santri pilihan, yaitu seorang bocah wanita (maaf, demi sesuatu dan lain hal Penulis sengaja merahasiakan namanya-Pen). Dia berujar, “Sesungguhnya bencana ini hanya 5% saja dari aslinya. Sebab 4 hari sebelum semua ini terjadi, para malaikat sudah memberi tahu, akan datang suatu gempa yang akan menenggelamkan sebagian permukaan bumi. Empat kali lipat lebih besar dengan bencana yang pernah terjadi di wilayah Aceh.”

“Kita semua wajib bersyukur, karena masih ada yang mau meredam segala bencana, demi seluruh ummat manusia di duniam” tambahnya.

Anak ini memang bisa disebut sebagai “Anak Ajaib. Mengapa disebut demikian? Sebab dia adalah seorang bocah perempuan yang baru berusia 9 tahun, namun dalam kehidupannya, dia langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam usia yang masih dibilang kanak-kanak, dia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.

Sebelum terjadinya gempa di Indramayu, malam itu si bocah ini mengaku telah kedatangan Rasulullah SAW, yang memerintahkan dirinya, “Cepat-cepatlah adzan sebanyak 7x dan ditutup iqomah 3x. Niscaya tempat ini akan selamat dari berbagai sifat kerusakan.”

Tak kalah menariknya, tiga hari sebelum gempa terjadi, Penulis beserta para santri Majlis Dzikir Jam’ul Ijazah lainnya, selama tiga malam berturut-turut telah melihat sejumlah fenomena keagungan llahi. Misalnya saja, kami melihat secara mata telanjang bulan terbelah menjadi dua, langit dan beberapa cahaya bintang bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad, juga bulan memendarkan 7 sinar terang membentuk lafadz “Ya Haiyu Ya Kayyumu”, dan makam keramat waliyullah Pangeran Anom Weru yang berada di samping rumah Penulis setiap malam mengeluarkan sinar kunig terang benderang.

Dari beragam macam fenomena Illahiyah selama 3 malam berturut-turut yang bisa disaksikan oleh mata kami, tentu Penulis sempat bersyukur karenanya. Mungkin nilah keagungan Allah SWT yang pernah saya lihat, dan belum tentu dalam seumur hidup akan bisa melihatnya lagi.

Hanya sekedar penyampai lisan dari kewaskitaan para Rijalullah Bumi, kini para Rijal lain telah meninggalkan muka bumi ini, karena suatu alasan. Mereka ingin hidup tenang dengan menjauhi makna duniawi, pindah ke suatu alam kewalian (Thurobi) untuk selamanya. Diantara para Rijalullah Bumi itu adalah Habib Syekh Tsamri Al-Athas, dan waliyullah besar Raja Islam Al-Wustha.

Dengan bertambah sedikitnya para ahlillah bidarajul jalalah (manusia yang dikaruniai sifat-sifat mulia sebagai penjaga keamanan bumi), mereka berpesan untuk semua ummat manusia di dunia, “Bencana susulan akan terus ada di jagat raya ini, berbagai sifat manusia akan mudah emosi dalam segala hal karena kecurangan hati, jauh dari aqidah dan pemahaman tentang ilmu agama. Bencana akan terus datang sebagai tasbih sampai akhir zaman.

Kini bencana akan terus hadir dengan beraneka macam bentuk dan sifat kelakuannya. Dimulai dari bentuk yang dibuat oleh manusia sampai bentuk yang berasal dari sifat alam.

Kini hanya satu pangkalnya, istiqomahkanlah membaca ayat ‘Allahu Akbar’ 100 x (dalam sehari) dan bersodaqolah lewat para anak yatim dan orang tak mampu lainnya. Cukup 1 minggu sekali (seikhlasnya). Perbanyaklah tafakur dalam introspeksi diri atas segala kelalaian yang pernah kita perbuat sebelumnya dan carilah pembimbing mulia sebagai tongkat hidup menuju jalan sakinah, karena hanya dengan jalan inilah kemurkaan alam bisa diredam.”

Semoga dengan ulasan ini, saya selaku manusia yang dhoif, dan seluruh masyarakat Indonesia lainnya, dijauhkan dari segala marabahaya, yang sewaktu-waktu datang tanpa kita ketahui. Amin ya robbal alamin.

ILMU PENYEMBUHAN DARI SEORANG RIJALULLAH

BY : IDRIS NAWAWI

Pada suatu hari, guruku yang bernama HABIB HUSEIN NAWAWI AL-ADZOMATUL KHON sedang kedatangan seorang tamu dan sebagai seorang pelayan sang kyai. Misteri dengan sigap membawa berbagai jamuan guna menghormati tamu tersebut.

Dan pada malam harinya, tatkala pengajian rutin sedang digelar, sang guru memberi sebuah maklumat yaitu bahwa tadi siang sang guru kedatangan tamu seorang waliyullah yang telah menduduki MAQAM RIJAL, beliau menginginkan tiga santriku untuk membantunya, terang sang guru.

Tapi sebelum melanjutkan kisah nyataku ini, sebaiknya pahami terlebih dahulu tentang siapa sebenarnya RIJALULLAH tersebut. Rijalullah adalah seorang hamba Allah yang telah memiliki pengetahuan ilmu ma'rifat secara menyeluruh, beliau banyak dibekali akan ilmu bangsa sirri (rahasia) dan sulit dipahami oleh orang awam.

Ilmunya sulit terjajagi dan banyak mempunyai akan karomah, karena sesungguhnya Rijalullah dipilih sebagai pertahanan maupun keamanan bumi didaerahnya masing-masing.

Lima hari setelah guruku memberi maklumat, sang Rijalullah pun datang membawa tiga santri, salah satunya misteri sendiri, dengan hanya mengandalkan sebuah keyakinan serta rasa taslim pada sang guru. Akhirnya, berangkatlah malam itu dengan berjalan kaki.

Ternyata sang Rijalullah bernama HABIB NUR ALI, dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Hidupnya selalu berpindah-pindah ke berbagai daerah. Terutama yang dituju adalah bangunan makam keramat atau tempat sepi sebagai tempat istirahat sementara. Dari situ pula beliau selalu menggelar dzikir bersama sebagai pendekatan pada sang Robbul Alamin.

Lambat laun kita bertiga menjadi sangat dekat, baik secara lahir maupun bathin pada diri sang Habib Nur Ali, karena semua itu dipicu oleh kesabaran sang Habib sendiri terutama dalam memberi sebuah pengarahan, baik tentang pengalaman sebuah amalan secara benar maupun pemahaman sebuah ilmu bathin.

Beliau juga sangat peka dalam hal menghayati sifat alam juga sangat loyal dalam membantu orang banyak terutama dalam hal penyembuhan. Tentunya sebagai seorang Rijalullah beliau banyak terdapat suatu karomah yang sulit dipahami orang awam.

Mungkin bagi orang yang belum mengenal beliau pasti akan berkata tidak percaya ataupun mustahil, tapi bagi kita bertiga pemandangan yang bersifat nyeleneh atau aneh sudah menjadi tontonan sehari-hari, seperti halnya tatkala kita sedang berada di makam keramat Ki Umar Guna, desa dukuh Jati Indramayu.

Pada waktu itu, hujan sangat lebat yang disertai guntur dan angin beliung dan Habib Nur Ali sendiri sedang tertidur pulas. Tiba-tiba seberkas kilat menghantam sebuah pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh tepat diatas bangunan keramat Ki Umar Guna yang belum mempunyai asbes penyangga.

Tak ayal genteng pun saling berjatuhan dan mengenai punggung sang Habib hingga terbangun kaget. Nang!! Apa yang terjadi.....kata sang Habib pada kami bertiga.

Punten Syekh...seberkas kilat menyambar pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh diatas bangunan ini, terang salah satu dari kami. Sang Habib pun lalu berdiri dengan basah kuyup terkena air hujan yang masuk dari lobang genteng akibat kejatuhan batang pohon kelapa tersebut.

Beliau lalu berteriak keras, wahai hujan, petir, pohon, dan bumi saya tidak ridho kamu semua menyakiti badanku ini. Tiba-tiba keanehan pun terjadi, seluruh genteng yang jatuh, beterbangan, dan menutup kembali seperti semula, juga pohon kelapa yang masih berada diatas atap, pohon itupun menyatu kembali dengan batangnya. Bahkan air hujan yang begitu dahsyat tiba-tiba berhenti sejenak.

Juga tatkala baru membangun sebuah bilik berukuran 3 x 3 m di daerah pesawahan Sumur Pondok. Pada waktu itu seorang pencari telur semut sedang menjolak beberapa sarang semut di pohon bahujan samping bilik kami.

Mungkin karena faktor apa, beliau terjatuh dari ketinggian kurang lebih 12 m dari permukaan tanah. Suara yang keras membuat kami berempat terbangun dan cepat keluar ingin tahu apa yang barusan terjadi. Ternyata seorang pemuda tergeletak pingsan dengan tulang kaki kanan patah.

Kami bertiga segera mengangkatnya ke depan bilik dan memohon pada sang Syekh untuk menyembuhkannya. Dengan tenang sang Habib Nur Ali pun berkata, ini orang tak tahu diri, beliau tak pernah minta ijin pada sang raja semut, hingga para semut merasa terganggu dan memohon pada Sang Khaliq untuk menjadikannya beliau kapok, terang sang Habib disela nyelenehnya.

Dengan segelas air mineral, sang Habib lalu berdo'a dan kemudian menyiramkannya pada kaki kanan yang patah. Sungguh diluar nalar akal manusia, tiba-tiba tulang kaki yang menyembul keluar perlahan-lahan masuk dan menyatu kembali.

Saat Misteri tanyakan, ilmu apa yang dipakai Syekh, beliau hanya menjawab, ini ilmunya Abah Kuwu Cakra Buana Cirebon, dan lebih lanjutnya ilmu tersebut sebagai berikut :

ILMU PENYEMBUHAN

Ila hadrotin nabiyil musthofa rasulillahi SAW, al fatihah 1x

Tsumma ila hadroti Mbah Kuwu Cakra Buana ma'al khodami masjid Agung Kasepuhan Cirebon syaiu lillahi lahum, al fatihah 7 x

Tsumma ila hadroti ya rijalullah ruhi wajasadi Habib Syekh Nur Ali sumur pondok pesantren, al fatihah 1x

Lalu setelah itu kita meneruskan dengan membaca :

1. Al-Fatiha 70x 4. An-Nas 70x

2. Al-Ikhlas 70x 5. Ayat Qursyi 70x

3. Al-Falaq 70x 6. Do'a

Barangsiapa yang ingin bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang bersifat medis maupun non mendis, sebaiknya ikuti cara sebagai beriktu :

- Siapkan air mineral atau botol aqua satu gelas

- Sebelumnya sholatlah dua rakaat dengan niat sebagai berikut :

Usholli sunnatan litholabis sehat roka'ataini lillahi ta'ala (niat saya sholat sunnah mencari rasa sehat dengan dua rakaat illahi ta'ala).

Sesudah itu duduklah dengan tenang dan mulailah berdzikir dengan Asma penyembuhan. Bila sudah selesai dengan hitungan yang sudah ditentukan, berdo'alah dengan memohon secara khusu' tentang apa yang menjadi tujuan sesungguhnya.

Dan cara seperti ini tidak boleh dicicil dan harus satu dudukan hingga selesai, sesudahnya tiupkan pada air mineral yang sudah dipersiapkan, yang nantinya air tersebut untuk diminumkan juga sebagai olesan pada luka si penderita.

Untuk waktu menjalankan ritual ilmu diatas adalah bebas.

RIJALULLAH

ORANG yang rasa bertuhan sentiasa hidup atau jaga jiwanya

Hingga lupa dan lalainya kepada Tuhan sedikit sahaja

Di waktu-waktu tertentu terasa kuasa

dan kehendak yang Maha Kuasa

Di masa-masa tertentu teringat rahmat dan nikmat-Nya

Adakalanya terasa agung dan hebat Tuhannya

Di dalam keadaan tertentu terasa Qahhar dan Jabbar-Nya

Tidak kurang di masa-masa yang tertentu

Terasa Tuhan itu melihat dan mendengar

Adakalanya terasa Tuhan itu mengetahui dan melihat

Begitulah orang mukmin yang sejati

Bertukar keadaan strategi yang dialami,

bertukar pula rasa bertuhannya

Berlainan yang dia lihat di dalam kehidupan ini,

berlainan pula rasa bertuhannya

Begitulah jiwa orang yang sentiasa hidup atau jaga

Rasa bertuhan itu dibawa ke mana-mana

Tidak lekang daripada hati dan jiwa mereka

Bahkan rasa bertuhan itu makin lama semakin tajam

Inilah dia orang Tuhan atau Rijalullah

Inilah dia Al ‘Arifbillah di zamannya

Dengan sebab mereka itulah berkat

dan rahmat Allah masih ada

Bala bencana dijauhkan daripada mereka

Bumi sanggup setia dengan manusia

Kalau manusia yang ramai tahu

Sudah tentu berterima kasih kepada mereka

Tapi manusia tidak mengetahuinya

Kerana ia adalah rahsia Tuhannya


SERUAN PARA RIJALULLAH BUMI MENYIKAPI DUNIA DI AMBANG TUTUP USIA


BY : IDRIS NAWAWI

Rijalullah Bumi: “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam….” Benarkah bencana besar akan kembali tiba?

Seiring akhir zaman, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam musibah dan bencana, kini para Rijalullah Bumi telah menyerukan kepada seluruh ummat di dunia, “Perliharalah akhlak dan amalmu sebaik mungkin. Sesungguhnya sebentar lagi bumi akan mengakhiri usianya.”

Keaktifan alam sejak diturunkannya Adam AS dan Saidah Siti Hawa ke permukaan bumi ini merupakan Sunnatullah. Semua sifat alam telah diperintah sang Illahi untuk selalu menjaga dan memberikan kebutuhan hidup bagi manusia, sebagai suatu pengabdian sampai akhir zaman kelak.


Berjuta tahun pengabdian sifat alam masih dijalani hingga kini. Namun, seiring zaman bertambahnya para manusia yang berdiam di atas bumi ini, sifat alam mulai goyah. Ia tak sekokoh dulu lagi. Semua ini bukan semata karena banyaknya manusia dari zaman ke zaman, melainkan karena bertambahnya dosa yang menumpuk atas kedzoliman para makhluk bumi, sehingga alam tak kuat lagi menopangnya.

Kini, seluruh sifat alam mulai berontak dan terus memohon kepada sang Pencipta alam semesta untuk suatu perubahan. Bumi dan laut sudah lebih dahulu memohon untuk mengakhiri hidupnya bersama para manusia yang ada di atasnya.

Bagaimanapun kuatnya sifat alam untuk menjaga alam jagat raya ini, mereka hanya sebuah af’al (ciptaan) yang tentu mempunyai kekurangan, yaitu kefanaan/rusak. Karena sifat fana itu, lambat laun semuanya akan berakhir dengan kehancuran.

Kini sudah banyak terbukti. Berbagai bencana alam atau musibah datang silih berganti, melanda seluruh belahan jagat raya. Kerapuhan sifat alam yang disebabkan oleh dosa para makhluk yang terus menindihnya sejak zaman Adam as, hingga kini membuat sifat alam mengalami berbagai kerusakan dan kefatalan, sehingga nyawa manusia terancam di dalamnya.

Lantas, bagaimana dengan perputaran sifat alam yang masih aktif seperti sekarang ini, yang diyakini bahwa jagat raya sudah mau tutup usia? Inilah jawaban secara hakikat sebenarnya.

Namun, sebelum Misteri mengulasnya lebih dalam, Penulis terlebih dahulu memohon maaf kepada seluruh ulama Ahlul Fiqih, apabila dalam pengulasan ini agak sedikit berseberangan pendapat. Sebab, bagaimapun juga kita satu tujuan (Allah SWT). Perbedaan pendapat sesungguhnya adalah sebuah rahmat.

Dalam pembedaran ini, Misteri akan mengambil satu hukum DID BIDAUKIYATUL JAMALIYAH (ilmu yang tidak ada dalam kitab, langsung lewat pemahaman isyarat para Ahlillah).

Dalam satu perkumpulan pengajian di kediaman Penulis, Al Habib Syekh Mindarajatil Wilayah Wa Quthbul Mutlak Fi Hadzaz Zaman, berujar di depan 10 santri pilihannya. Ini berlangsung sebelum empat hari menjelang terjadinya gempa di Indramayu 9 Agustus 2007 lalu. Kurang lebih penturannya sebagai berikut :

“Bagaimana aku harus menyikapi suatu keadilan yang telah dipercayakan kepadaku, apabila keadilan itu datangnya dari sifat alam yang menuntut atas segala dosa dan kedzoliman para makhluk hidup yang terus menindihnya. Kini bumi dan laut telah datang dengan wujud aslinya. Mereka menuntut dengan wajah garang membara. Lantas apakah aku harus berdiam diri dengan tuntutan mereka atas sifat koharnya (keras).”

Beliau melanjutkannya lagi, “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam. Mari kita bersama-sama menyerukan asma’ kebesaranNya. ‘Allahu Akbar’. Secara istiqomah, ikhlas dan terus memohon. Semoga bencana ini dijauhkan dari marabahaya sifat manusia. Amin.”

Dalam keadaan genting seperti ini, mereka para Rijalullah Bumi terus tak henti-hentinya memohon pada sang pencipta alam semesta untuk keselamatan seluruh ummat manusia di dunia. Lantas, bagaimana dengan manusia itu sendiri? Apakah mereka juga berpikir seperti halnya para Rijalullah Bumi? Wallahu’alam.

Yang jelas, tepatnya Rabu malam (8 Agustus 2007), pukul 21.15 WIB, angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah timur menuju laut Cirebon dengan kencangnya. Angin itu meliuk-liuk di tengah lautan lepas tanpa henti-hentinya. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari kencangnya angin puting beliung, membuat pinggiran pesisir Cirebon terasa bagaikan runtuh.

Tapi anehnya, angin puting beliung itu hanya berputar-putar di atas lautan Cirebon saja, tanpa menyentuh apalagi sampai merusak perumahan penduduk setempat. Dan kejadian ini hanya berlangsung sekitar 4 menitn, setelah itu raib entah kemana.

Baru pukul 00.15, bumi bergetar hebat sampai terasa di kediaman Penulis. Dan setelah dapat informasi langsung dari salah satu stasiun televisi swasta, ternyata apa yang diucapkan sang Habib, benar adanya. Yaitu, gempa dengan kekuatan 7 SR, tepatnya di laut Indramahyu, Jawa Barat, telah terjadi.

Dari kejadian ini, Penulis mendapat satu kabar dari salah satu santri pilihan, yaitu seorang bocah wanita (maaf, demi sesuatu dan lain hal Penulis sengaja merahasiakan namanya-Pen). Dia berujar, “Sesungguhnya bencana ini hanya 5% saja dari aslinya. Sebab 4 hari sebelum semua ini terjadi, para malaikat sudah memberi tahu, akan datang suatu gempa yang akan menenggelamkan sebagian permukaan bumi. Empat kali lipat lebih besar dengan bencana yang pernah terjadi di wilayah Aceh.”

“Kita semua wajib bersyukur, karena masih ada yang mau meredam segala bencana, demi seluruh ummat manusia di duniam” tambahnya.

Anak ini memang bisa disebut sebagai “Anak Ajaib. Mengapa disebut demikian? Sebab dia adalah seorang bocah perempuan yang baru berusia 9 tahun, namun dalam kehidupannya, dia langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam usia yang masih dibilang kanak-kanak, dia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.

Sebelum terjadinya gempa di Indramayu, malam itu si bocah ini mengaku telah kedatangan Rasulullah SAW, yang memerintahkan dirinya, “Cepat-cepatlah adzan sebanyak 7x dan ditutup iqomah 3x. Niscaya tempat ini akan selamat dari berbagai sifat kerusakan.”

Tak kalah menariknya, tiga hari sebelum gempa terjadi, Penulis beserta para santri Majlis Dzikir Jam’ul Ijazah lainnya, selama tiga malam berturut-turut telah melihat sejumlah fenomena keagungan llahi. Misalnya saja, kami melihat secara mata telanjang bulan terbelah menjadi dua, langit dan beberapa cahaya bintang bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad, juga bulan memendarkan 7 sinar terang membentuk lafadz “Ya Haiyu Ya Kayyumu”, dan makam keramat waliyullah Pangeran Anom Weru yang berada di samping rumah Penulis setiap malam mengeluarkan sinar kunig terang benderang.

Dari beragam macam fenomena Illahiyah selama 3 malam berturut-turut yang bisa disaksikan oleh mata kami, tentu Penulis sempat bersyukur karenanya. Mungkin nilah keagungan Allah SWT yang pernah saya lihat, dan belum tentu dalam seumur hidup akan bisa melihatnya lagi.

Hanya sekedar penyampai lisan dari kewaskitaan para Rijalullah Bumi, kini para Rijal lain telah meninggalkan muka bumi ini, karena suatu alasan. Mereka ingin hidup tenang dengan menjauhi makna duniawi, pindah ke suatu alam kewalian (Thurobi) untuk selamanya. Diantara para Rijalullah Bumi itu adalah Habib Syekh Tsamri Al-Athas, dan waliyullah besar Raja Islam Al-Wustha.

Dengan bertambah sedikitnya para ahlillah bidarajul jalalah (manusia yang dikaruniai sifat-sifat mulia sebagai penjaga keamanan bumi), mereka berpesan untuk semua ummat manusia di dunia, “Bencana susulan akan terus ada di jagat raya ini, berbagai sifat manusia akan mudah emosi dalam segala hal karena kecurangan hati, jauh dari aqidah dan pemahaman tentang ilmu agama. Bencana akan terus datang sebagai tasbih sampai akhir zaman.

Kini bencana akan terus hadir dengan beraneka macam bentuk dan sifat kelakuannya. Dimulai dari bentuk yang dibuat oleh manusia sampai bentuk yang berasal dari sifat alam.

Kini hanya satu pangkalnya, istiqomahkanlah membaca ayat ‘Allahu Akbar’ 100 x (dalam sehari) dan bersodaqolah lewat para anak yatim dan orang tak mampu lainnya. Cukup 1 minggu sekali (seikhlasnya). Perbanyaklah tafakur dalam introspeksi diri atas segala kelalaian yang pernah kita perbuat sebelumnya dan carilah pembimbing mulia sebagai tongkat hidup menuju jalan sakinah, karena hanya dengan jalan inilah kemurkaan alam bisa diredam.”

Semoga dengan ulasan ini, saya selaku manusia yang dhoif, dan seluruh masyarakat Indonesia lainnya, dijauhkan dari segala marabahaya, yang sewaktu-waktu datang tanpa kita ketahui. Amin ya robbal alamin.


ILMU PENYEMBUHAN DARI SEORANG RIJALULLAH

BY : IDRIS NAWAWI


Pada suatu hari, guruku yang bernama HABIB HUSEIN NAWAWI AL-ADZOMATUL KHON sedang kedatangan seorang tamu dan sebagai seorang pelayan sang kyai. Misteri dengan sigap membawa berbagai jamuan guna menghormati tamu tersebut.

Dan pada malam harinya, tatkala pengajian rutin sedang digelar, sang guru memberi sebuah maklumat yaitu bahwa tadi siang sang guru kedatangan tamu seorang waliyullah yang telah menduduki MAQAM RIJAL, beliau menginginkan tiga santriku untuk membantunya, terang sang guru.

Tapi sebelum melanjutkan kisah nyataku ini, sebaiknya pahami terlebih dahulu tentang siapa sebenarnya RIJALULLAH tersebut. Rijalullah adalah seorang hamba Allah yang telah memiliki pengetahuan ilmu ma'rifat secara menyeluruh, beliau banyak dibekali akan ilmu bangsa sirri (rahasia) dan sulit dipahami oleh orang awam.

Ilmunya sulit terjajagi dan banyak mempunyai akan karomah, karena sesungguhnya Rijalullah dipilih sebagai pertahanan maupun keamanan bumi didaerahnya masing-masing.

Lima hari setelah guruku memberi maklumat, sang Rijalullah pun datang membawa tiga santri, salah satunya misteri sendiri, dengan hanya mengandalkan sebuah keyakinan serta rasa taslim pada sang guru. Akhirnya, berangkatlah malam itu dengan berjalan kaki.

Ternyata sang Rijalullah bernama HABIB NUR ALI, dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Hidupnya selalu berpindah-pindah ke berbagai daerah. Terutama yang dituju adalah bangunan makam keramat atau tempat sepi sebagai tempat istirahat sementara. Dari situ pula beliau selalu menggelar dzikir bersama sebagai pendekatan pada sang Robbul Alamin.

Lambat laun kita bertiga menjadi sangat dekat, baik secara lahir maupun bathin pada diri sang Habib Nur Ali, karena semua itu dipicu oleh kesabaran sang Habib sendiri terutama dalam memberi sebuah pengarahan, baik tentang pengalaman sebuah amalan secara benar maupun pemahaman sebuah ilmu bathin.

Beliau juga sangat peka dalam hal menghayati sifat alam juga sangat loyal dalam membantu orang banyak terutama dalam hal penyembuhan. Tentunya sebagai seorang Rijalullah beliau banyak terdapat suatu karomah yang sulit dipahami orang awam.

Mungkin bagi orang yang belum mengenal beliau pasti akan berkata tidak percaya ataupun mustahil, tapi bagi kita bertiga pemandangan yang bersifat nyeleneh atau aneh sudah menjadi tontonan sehari-hari, seperti halnya tatkala kita sedang berada di makam keramat Ki Umar Guna, desa dukuh Jati Indramayu.

Pada waktu itu, hujan sangat lebat yang disertai guntur dan angin beliung dan Habib Nur Ali sendiri sedang tertidur pulas. Tiba-tiba seberkas kilat menghantam sebuah pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh tepat diatas bangunan keramat Ki Umar Guna yang belum mempunyai asbes penyangga.

Tak ayal genteng pun saling berjatuhan dan mengenai punggung sang Habib hingga terbangun kaget. Nang!! Apa yang terjadi.....kata sang Habib pada kami bertiga.

Punten Syekh...seberkas kilat menyambar pohon kelapa hingga tumbang dan jatuh diatas bangunan ini, terang salah satu dari kami. Sang Habib pun lalu berdiri dengan basah kuyup terkena air hujan yang masuk dari lobang genteng akibat kejatuhan batang pohon kelapa tersebut.

Beliau lalu berteriak keras, wahai hujan, petir, pohon, dan bumi saya tidak ridho kamu semua menyakiti badanku ini. Tiba-tiba keanehan pun terjadi, seluruh genteng yang jatuh, beterbangan, dan menutup kembali seperti semula, juga pohon kelapa yang masih berada diatas atap, pohon itupun menyatu kembali dengan batangnya. Bahkan air hujan yang begitu dahsyat tiba-tiba berhenti sejenak.

Juga tatkala baru membangun sebuah bilik berukuran 3 x 3 m di daerah pesawahan Sumur Pondok. Pada waktu itu seorang pencari telur semut sedang menjolak beberapa sarang semut di pohon bahujan samping bilik kami.

Mungkin karena faktor apa, beliau terjatuh dari ketinggian kurang lebih 12 m dari permukaan tanah. Suara yang keras membuat kami berempat terbangun dan cepat keluar ingin tahu apa yang barusan terjadi. Ternyata seorang pemuda tergeletak pingsan dengan tulang kaki kanan patah.

Kami bertiga segera mengangkatnya ke depan bilik dan memohon pada sang Syekh untuk menyembuhkannya. Dengan tenang sang Habib Nur Ali pun berkata, ini orang tak tahu diri, beliau tak pernah minta ijin pada sang raja semut, hingga para semut merasa terganggu dan memohon pada Sang Khaliq untuk menjadikannya beliau kapok, terang sang Habib disela nyelenehnya.

Dengan segelas air mineral, sang Habib lalu berdo'a dan kemudian menyiramkannya pada kaki kanan yang patah. Sungguh diluar nalar akal manusia, tiba-tiba tulang kaki yang menyembul keluar perlahan-lahan masuk dan menyatu kembali.

Saat Misteri tanyakan, ilmu apa yang dipakai Syekh, beliau hanya menjawab, ini ilmunya Abah Kuwu Cakra Buana Cirebon, dan lebih lanjutnya ilmu tersebut sebagai berikut :


ILMU PENYEMBUHAN

Ila hadrotin nabiyil musthofa rasulillahi SAW, al fatihah 1x

Tsumma ila hadroti Mbah Kuwu Cakra Buana ma'al khodami masjid Agung Kasepuhan Cirebon syaiu lillahi lahum, al fatihah 7 x

Tsumma ila hadroti ya rijalullah ruhi wajasadi Habib Syekh Nur Ali sumur pondok pesantren, al fatihah 1x

Lalu setelah itu kita meneruskan dengan membaca :

1. Al-Fatiha 70x 4. An-Nas 70x

2. Al-Ikhlas 70x 5. Ayat Qursyi 70x

3. Al-Falaq 70x 6. Do'a

Barangsiapa yang ingin bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang bersifat medis maupun non mendis, sebaiknya ikuti cara sebagai beriktu :

- Siapkan air mineral atau botol aqua satu gelas

- Sebelumnya sholatlah dua rakaat dengan niat sebagai berikut :

Usholli sunnatan litholabis sehat roka'ataini lillahi ta'ala (niat saya sholat sunnah mencari rasa sehat dengan dua rakaat illahi ta'ala).

Sesudah itu duduklah dengan tenang dan mulailah berdzikir dengan Asma penyembuhan. Bila sudah selesai dengan hitungan yang sudah ditentukan, berdo'alah dengan memohon secara khusu' tentang apa yang menjadi tujuan sesungguhnya.

Dan cara seperti ini tidak boleh dicicil dan harus satu dudukan hingga selesai, sesudahnya tiupkan pada air mineral yang sudah dipersiapkan, yang nantinya air tersebut untuk diminumkan juga sebagai olesan pada luka si penderita.

Untuk waktu menjalankan ritual ilmu diatas adalah bebas.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar